Tersandung Kasus Beruntun, Sukarto Kini Dihadapkan pada Tuntutan Keadilan Ganda

Daerah Hukum Pangkalpinang
Advertisements
Advertisements

Pangkalpinang|Babelwow.com – Nama Sukarto (43), warga Air Hitam, Kota Pangkalpinang, kini tercoreng. Pria yang kerap mengaku sebagai wartawan sekaligus pimpinan media online *suratkabarterkini.co.id* itu akhirnya ditangkap Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Bangka Barat atas dugaan kasus pemerasan terhadap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat. Kamis (28/8/2025).

Kapolres Bangka Barat, AKBP Pradana Aditya Nugraha melalui Kasat Reskrim AKP Fajar Riansyah menegaskan bahwa penangkapan dilakukan setelah kepolisian mengantongi bukti kuat.

“Laporan dari Kepala DLH langsung kami tindaklanjuti. Setelah penyelidikan intensif, ditemukan bukti cukup sehingga kasus ini naik ke tahap penyidikan. Tersangka sudah kami amankan beserta barang bukti,” ujarnya.

Barang bukti berupa rekening koran atas nama korban turut diamankan. Penangkapan ini melibatkan koordinasi antara Tim Macan Putih Polres Bangka Barat dan Tim Jatanras Ditreskrimum Polda Babel.

Caption: Laka Lantas Mobil Sukarto

“Kasus ini kami jadikan perhatian serius. Profesi wartawan seharusnya dijalankan dengan integritas, bukan dipakai untuk menakut-nakuti demi keuntungan pribadi. Kami pastikan proses hukum berjalan sampai tuntas,” tegas Kapolres.

Namun jeratan hukum terhadap Sukarto tak berhenti di situ. Ia juga tersandung kasus kecelakaan lalu lintas maut yang merenggut nyawa seorang remaja berusia 15 tahun. 

Kecelakaan itu terjadi pada Rabu (20/8/25) di Jalan Mentok, tepatnya depan pool Damri, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang. Mobil Sigra putih dengan nomor polisi BN 1211 AC yang dikemudikan Sukarto menabrak motor Honda BeAT BN 2082 TB yang dikendarai korban, Zi, warga Desa Kace, Mendo Barat.

Korban sempat dirawat intensif selama sepekan di rumah sakit, namun akhirnya meninggal dunia pada Rabu (27/8/25). Keluarga pun menuntut keadilan.

“Ponakan saya meninggal, tapi pelaku sedikit pun tidak membantu biaya. Kami minta dia dihukum seberat-beratnya. Bahkan kami dengar dia sering pakai narkoba, sebaiknya dites urine,” tegas Omar, paman korban.

Hal senada disampaikan Efendi, ayah korban. Ia menuntut agar kepolisian tidak hanya memproses kasus pemerasan, tetapi juga menindaklanjuti kasus kecelakaan yang merenggut nyawa anaknya.

“Kami ingin keadilan. Anak saya meninggal dunia akibat ulah pelaku, jangan sampai hukum hanya tebang pilih. Apalagi dia sering mengaku-ngaku wartawan saat di TKP, seolah kebal hukum,” pungkasnya dengan nada kecewa.

Kasus ini pun membuka mata publik bahwa arogansi dan penyalahgunaan profesi bukan hanya mencoreng dunia pers, tapi juga telah merenggut nyawa orang lain. (Sandy Batman/KBO Babel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *