Perjalanan Eka Mulya dan Radmida Dawam: Dari Kotak Kosong Menuju Calon Independen di Pilkada Pangkalpinang 2025

Daerah Pangkalpinang Pangkalpinang Politik
Advertisements
Advertisements

BabelWow.com, Pangkalpinang – Pilkada Ulang Kota Pangkalpinang tahun 2025 diramaikan oleh pasangan calon independen, Eka Mulya Putra dan Radmida Dawam. Mereka membawa tagline “Merdeka” sebagai simbol perjuangan untuk mewujudkan demokrasi yang sehat dan memberikan ruang bagi masyarakat tanpa intervensi partai politik. Kamis (10/4/2025)

Pasangan ini tengah berjuang memenuhi persyaratan minimal dukungan sebesar 10 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Pangkalpinang. Setelah verifikasi awal menunjukkan kekurangan dukungan, mereka telah melampirkan ribuan berkas dukungan perbaikan. Eka Mulya dan Radmida memanfaatkan pendekatan unik yang mendapat sambutan positif dari masyarakat.

Dalam wawancara khusus dengan Bangka Pos pada Rabu (9/4/2025), Eka Mulya dan Radmida membagikan perjalanan mereka sebagai calon independen dan metode mereka dalam mengumpulkan dukungan.

Eka Mulya menjelaskan alasan mengajak Radmida Dawam maju bersama dalam Pilkada.

“Saya melihat bahwa beliau ini (Radmida) perjuangannya begitu tulus dalam memenangkan Kotak Kosong kemarin. Saya tidak tahu motivasinya seperti apa ya, tapi saya melihat ini kok gigih sekali,” kata Eka.

Eka menambahkan bahwa keputusan untuk maju sebagai pasangan calon terjadi setelah diskusi bersama tim. Awalnya, Eka tidak mencalonkan diri sebagai wali kota, tetapi Radmida memintanya untuk menjadi wakil. Namun, akhirnya posisi tersebut dibalik, dan Eka menjadi calon wali kota.

Mengenai alasan memilih jalur independen, Eka menyampaikan, “Saya sebenarnya tidak punya permasalahan dengan calon tunggal, baik Pak Maulan Aklil ataupun dr Hakim. Tapi setelah saya lihat, banyak partai-partai akan mengusung satu calon, saya bilang ini tidak sehat untuk demokrasi kita.”

Eka juga menyebut bahwa semangat menyelamatkan demokrasi menjadi alasan utama mereka maju melalui jalur independen. Menurutnya, partai politik tidak memberikan ruang kepada kader-kader potensial, sehingga jalur perseorangan menjadi alternatif untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat.

Metode Pengumpulan Dukungan

Proses pengumpulan dukungan minimal 16.000 KTP menjadi tantangan besar bagi pasangan ini. Eka mengungkapkan bahwa kebersamaan dengan relawan menjadi kunci utama.

“Saya berterima kasih dengan teman-teman relawan. Mereka itu luar biasa, begitu ikhlas mencari KTP dari rumah ke rumah mengajak untuk mendukung ini,” ungkap Eka.

Salah satu strategi mereka adalah melalui bazar pasar murah.

“Dengan adanya bazar itu, masyarakat datang dan kemudian menjelaskan, bisa tidak membantu kami. Silahkan isi formulir sendiri, tanda tangan sendiri. Kemarin saat verifikasi pertama banyak yang belum memenuhi syarat karena kelalaian tim tidak melakukan cross-check lagi,” jelas Eka.

Pasangan ini telah menyerahkan perbaikan berkas dukungan sebanyak 12.000 lebih, sehingga total dukungan yang mereka kumpulkan mencapai lebih dari 22.000 KTP. Eka menegaskan bahwa seluruh dukungan tersebut diperoleh secara sukarela tanpa iming-iming uang.

Eka memberikan apresiasi besar kepada para relawan.

“Makanya saya bilang apresiasi betul dengan teman-teman. Coba tanya saja yang ada di barisan Merdeka, dibayar berapa, dibayar uang bensin saja tidak ada. Mereka benar-benar mau perubahan,” ujar Eka.

Menurut Eka, semangat besar dari relawan membuat mereka semakin yakin untuk melangkah.

“Ibu Radmida mau ikut maju karena keinginan besar dari masyarakat dan relawan ini,” tambahnya.

Visi-Misi Merdeka

Dalam wawancara tersebut, Eka juga menjelaskan visi-misi mereka.

“Visi-misi Merdeka itu ya memerdekakan. Misalnya hari ini banyak masalah ekonomi, itu yang harus dimerdekakan,” ungkapnya.

Mereka berkomitmen untuk membawa perubahan yang nyata bagi masyarakat Kota Pangkalpinang.

Keputusan Radmida

Radmida Dawam mengungkapkan bahwa keputusannya untuk maju bersama Eka bukanlah hal yang instan.

“Awalnya kami ini tidak ada yang mau mencalonkan diri. Kami berjuang di barisan Kotak Kosong itu tulus. Tapi setelah kotak kosong menang, mulailah banyak yang berdatangan,” jelas Radmida.

Menurutnya, butuh waktu sekitar satu bulan untuk meyakinkan diri setelah melalui proses salat istikharah.

“Saya nomor 2, Pak Eka nomor 1. Saya yang meminta, kenapa begitu, karena melihat beliau itu tegas. Kami ini punya kesamaan. Saya merasa Pak Eka bisa melindungi masyarakat, pemerintahan, jadi saya siap membantu untuk mengawasi,” tambah Radmida.

Radmida optimis bahwa dukungan mereka akan lolos verifikasi keseluruhan.

“Insyaallah optimistis. Ikhtiar sudah, berdoa jalan terus, tinggal kita serahkan pada Allah. Awalnya (dukungan) hanya 6.000, kemudian tim kita kebetulan dikenal masyarakat jadi lebih mudah,” ujarnya.

Radmida juga menekankan pentingnya edukasi demokrasi.

“Kalau saya melihatnya, orang memilih kita karena figur. Jadi harus berbuat baik dulu, bukan baru sekarang tapi dari dulu,” katanya.

Menurutnya, demokrasi bukan hanya tanggung jawab penyelenggara atau partai politik, tetapi juga tanggung jawab semua pihak.

Harapan untuk Masa Depan

Menutup wawancara, Eka dan Radmida menyampaikan harapan besar mereka.

Eka mengatakan, “Kemenangan Kotak Kosong bukan karena kehebatan kami, tapi bentuk kepedulian masyarakat Pangkalpinang yang cerdas. Kita ingin membuka mata masyarakat kalau Pangkalpinang itu luar biasa.”

Sementara itu, Radmida menyampaikan, “Kami tetap sesuai dengan aturan, kami mohon doa dan dukungannya karena ini niat baik untuk masyarakat Pangkalpinang. Kita ingin berjalan bersama masyarakat, karena yang punya usulan itu masyarakat.”

Perjuangan pasangan ini masih panjang, tetapi semangat mereka untuk membawa perubahan nyata di Kota Pangkalpinang terus menjadi motivasi utama. Dengan dukungan masyarakat yang tulus, mereka optimis dapat melalui tahapan Pilkada dengan baik. (Sumber: Bangka Pos, Editor: KBO-Babel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *