PANGKALPINANG|Babelwow.com – Ketua Komisi Informasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ita Rosita, S.P.,C.Med menjadi narasumber utama dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Pemerintah Kota Pangkalpinang.
Acara yang mengusung tema “Mencegah Kekerasan Siber dan Membangun Literasi Digital Bagi Perempuan dan Remaja” ini berlangsung penuh antusias, khususnya dari para peserta yang mayoritas merupakan ibu-ibu PKK dari berbagai kelurahan di Kota Pangkalpinang.
Dalam paparannya, Ita Rosita menekankan bahwa kekerasan siber merupakan ancaman nyata di era digital yang tidak mengenal batas usia maupun status sosial.
Ia memaparkan bentuk-bentuk kekerasan siber yang kerap dialami perempuan dan remaja, mulai dari perundungan daring (cyberbullying), pelecehan, penipuan, hingga penyebaran konten pribadi tanpa izin.
“Perempuan dan remaja adalah kelompok yang rentan menjadi korban kekerasan siber. Kuncinya ada pada peningkatan literasi digital, agar kita semua lebih bijak dalam menggunakan teknologi serta mampu melindungi diri di ruang digital,” ujar Ita di hadapan peserta.Senin (11/08/2025).
Ita juga memberikan panduan praktis untuk menghindari risiko kekerasan siber, seperti mengatur keamanan akun media sosial, menghindari membagikan informasi pribadi secara berlebihan, serta membangun kebiasaan memverifikasi informasi sebelum membagikannya.
Tidak hanya itu, ia mengajak seluruh peserta untuk menjadi agen literasi digital di lingkungannya masing-masing, sehingga pesan edukasi ini dapat menjangkau lebih luas.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Pangkalpinan, Agustu Affendi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kesediaan Ketua Komisi Informasi Babel untuk berbagi ilmu dan pengalaman.
Menurutnya, kolaborasi lintas lembaga sangat penting untuk menciptakan lingkungan digital yang aman, inklusif, dan beretika, khususnya bagi perempuan dan remaja.
Suasana kegiatan berlangsung interaktif, dengan sesi tanya jawab yang penuh semangat. Para peserta mengaku mendapatkan banyak wawasan baru yang akan langsung mereka terapkan, baik di keluarga maupun komunitasnya.
Dengan kegiatan ini, diharapkan terbangun kesadaran kolektif bahwa keamanan digital adalah tanggung jawab bersama, dan literasi digital bukan hanya kemampuan teknis, tetapi juga kesadaran etis dalam berinteraksi di dunia maya.(**)