BABELWOW.COM, BELINYU – Nama pengusaha migas ternama asal Belinyu, Bos Afuk, menjadi bahan pembicaraan hangat di tengah masyarakat setelah disebut-sebut terlibat dalam proyek pembangunan Dermaga Penyeberangan Mantung-Bakit. Proyek senilai Rp 23,1 miliar ini dikelola oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas III Babel dan saat ini tengah menjadi sorotan akibat dugaan pelanggaran teknis dan kualitas pengerjaan yang buruk. Kamis (24/4/2025)
Ketika dikonfirmasi oleh tim Jobber (Jurnalis Babel Bergerak) pada Kamis (24/4/2025), Bos Afuk dengan tegas membantah keterlibatannya dalam proyek pemerintah tersebut. Ia menegaskan bahwa sepanjang hidupnya, ia tidak pernah terlibat dalam proyek-proyek pemerintahan.
“Saya gak ada main proyek pemerintahan seumur hidupku. Itu anggaran perhubungan pusat Jakarta,” kata Bos Afuk.
Lebih lanjut, ia juga menyangkal tuduhan yang menyebut dirinya sebagai supplier material untuk proyek ini.
“Gak kenal… saya bukan supplier-nya, salah kamar,” tegasnya.
Meski demikian, isu keterlibatan Bos Afuk tetap berkembang di masyarakat. Beberapa warga menuding bahwa pengerjaan dermaga tersebut tidak hanya melampaui tenggat waktu, tetapi juga menggunakan material yang tidak sesuai standar. Warga bernama Sa’i bahkan menyebutkan bahwa hasil pengerjaan dermaga itu menyerupai jembatan kecil seperti yang dimiliki Bos Afuk di Gudang, Belinyu.
Dugaan Penyimpangan Spesifikasi Teknis
Berdasarkan laporan masyarakat, pengerjaan Dermaga Mantung-Bakit diduga melanggar spesifikasi teknis yang telah ditentukan. Timbunan dermaga disebut-sebut dilapisi paranet, bukan geotextile non-woven yang sesuai standar konstruksi. Selain itu, pasir dan batu gunung yang digunakan dalam proyek ini didatangkan dari daerah lain, menimbulkan spekulasi mengenai ketidaksesuaian anggaran proyek.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa proyek ini tidak memenuhi ekspektasi masyarakat, mengingat sumber pendanaannya berasal dari anggaran publik.
“Proyek ini didanai dengan uang rakyat. Kalau hasilnya seperti ini, masyarakat pasti mempertanyakan transparansi dan akuntabilitasnya,” ujar warga tersebut. Ia juga mendesak pemerintah untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap dugaan pelanggaran dalam pengerjaan proyek ini.
Pihak BPTD Belum Memberikan Tanggapan
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala BPTD Kelas III Babel, Fitra, belum memberikan tanggapan terkait isu ini. Upaya konfirmasi melalui panggilan telepon dan pesan WhatsApp kepada Fitra masih belum mendapatkan respons.
Masyarakat Belinyu kini berharap agar pemerintah segera mengambil langkah tegas dalam menangani masalah ini. Proyek dermaga yang diharapkan dapat meningkatkan akses transportasi dan mendukung perekonomian lokal malah menjadi sorotan akibat dugaan pelanggaran dan kualitas pengerjaan yang dipertanyakan.
Kasus ini terus menjadi perhatian publik, dan masyarakat mendesak pihak berwenang untuk memastikan bahwa proyek ini benar-benar memberikan manfaat nyata serta sesuai dengan standar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. (Sumber: Okeyboz.com, Editor: KBO-Babel)